Perspektif Budaya
Pandangan dari perspektif sejarah budaya, orang Waropen dibagi dalam tiga wilayah yaitu : wilayah Waropen Ambuni, wilayah Waropen Kai dan wilayah Waropen Ronari (Held, 1947) ; (Sanggenafa, 1978).
Penduduk Waropen Ambuni mendiami desa-desa Napan, Weinami, Makimi, Roon dan Ambuni. Orang Waropen Ambuni berasal dari daerah Waropen Kai karena dari penulusuran system kekerabatannya ditemui ada marga-marga yang karena hal-hal tertentu mereka pindah. Sedangkan dipandang dari perspektif bahasa dan adat istiadat dari kedua daerah ini mempunyai kesamaan – kesamaan dasar. Mereka yang berpindah ke daerah Ambumi ini disebabkan karena sifat nomaden atau mencari daerah baru yang kaya makanan dan juga adanya perdagangan (barter) antara suku sehingga mereka ini menempati daerah-daerah baru di sebelah barat daerah pesisir Waropen.
Kelompok Waropen Kai mendiami desa-desa Waren, Paradoi, Sanggei, Mambui, Nubuai, Risei Sayati dan Wonti. Kelompok Waropen Kai sering disebut sebagai penduduk asli Waropen karena mereka ini menurut sejarah asal usul nenek moyangnya merupakan orang-orang pertama yang menempati daerah tersebut sejak awal. Penduduk Waropen Kai umumnya berada didaerah pesisir dan pola desanya sudah lebih baik jika dibandingkan penduduk Waropen Ronari.
Kelompok Waropen Ronari mendiami desa-desa Barapasi, Sosora, Sorabi, Kerema dan Tamakuri. Kalau dilihat dari asal-usul nampaknya menunjukkan perbedaan terutama dari segi kebahasaan, adat dan pola konsentrasi penduduk.
Dari segi bahasa sulit dimengerti apabila orang Waropen Ronari itu berbicara, karena bahasanya mempunyai kemiripan dengan bahasa di pedalaman (Bauzi), secara adat pula orang Waropen Ronari ada sebagian yang menunjukkan perbedaan tertentu, walaupun secara garis besar sama. Pola konsentrasi kelompok Waropen Ronari lebih banyak berada di daerah pedalaman dan perkampungannya tersebar dalam komunitas – komunitas yang kecil. Tempat tinggal mereka sedikit terisolir dari dunia luar karena medan yang bergunung-gunung dan sungai yang panjang dan berliku-liku. Selain itu sebagian besar dari penduduk Waropen Ronari masih hidup di pedalaman dan mereka masih hidup berpindah-pindah dari suatu tempat ke tempat lain dalam memenuhi kebutuhan hidup dan juga karena peperangan. Arah dari gerak perpindahannya tidak menentu, namun dari informasi bahwa mereka ini berpindah ke pedalaman sungai Mambramo dan ada juga yang bergerak ke arah sungai Wapoga melintasi pegunungan Van Rees.